TUGU WALET/LAWET(KEBUMEN)
Nama Tugu Lawet atau Walet memang terasa asing bagi orang yang belum
pernah mengunjungi kota Kebumen. Sebuah tugu dengan ketinggian sekitar
15 meter ini menjadi landmark kota Kebumen. Keberadaan tugu ini
berkaitan erat dengan potensi yang dimiliki kabupaten Kebumen yaitu
penghasil sarang burung walet.
.
Sejarah Tugu Lawet (Walet) bermula ketika di wilayah Kebumen, tepatnya
di goa-goa karang Pantai Karangbolong dihuni oleh burung lawet (walet).
Keberadaan burung lawet tersebut sudah ratusan tahun yang lalu dan
Kebumen menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu daerah penghasil
sarang burung walet (lawet).
Posisi Tugu Lawet (Walet) berada di
tengah kota Kebumen dekat dengan pusat perbelanjaan dan berada di
persimpangan jalan yang menjadikan kawasan ini sering dilewati oleh
kendaraan. Tugu Lawet menggambarkan orang yang sedang berusaha mengambil
sarang burung walet dengan merangkak diantara bebatuan dan dibagian
atas terdapat beberapa burung walet.
Pengambaran pada Tugu Lawet berdasarkan
cara pemanenan sarang burung walet di goa Karangbolong yang letaknya di
tebing terjal berbatasan dengan laut lepas oleh penduduk setempat.
Sebelum acara pemanenan dilakukan ritual agar proses pemanenan lancar
dan para pemanen diberikan keselamatan. Hal ini disebabkan karena
masyarakat sekitar merasa lokasi goa yang berada di bibir laut cukup
berbahaya dan mitos bahwa goa di pantai Karangbolong merupakan salah
satu gerbang menuju ke kerajaan Nyi Loro Kidul.
Namun kondisi sekarang sudah berubah,
masyarakat lebih memilih memelihara burung walet di rumahnya atau
menyediakan rumah khusus untuk tempat tinggal burung walet. Dengan
berbagai pertimbangan burung walet rumahan itu mudah ketika melakukan
panen, tidak menggunakan upacara mahal ketika memanennya, dan kualitas
lebih tinggi.