Selasa, 24 April 2012


TUGU WALET/LAWET(KEBUMEN)


Nama Tugu Lawet atau Walet memang terasa asing bagi orang yang belum pernah mengunjungi kota Kebumen. Sebuah tugu dengan ketinggian sekitar 15 meter ini menjadi landmark kota Kebumen. Keberadaan tugu ini berkaitan erat dengan potensi yang dimiliki kabupaten Kebumen yaitu penghasil sarang burung walet.
.

Sejarah Tugu Lawet (Walet) bermula ketika di wilayah Kebumen, tepatnya di goa-goa karang Pantai Karangbolong dihuni oleh burung lawet (walet). Keberadaan burung lawet tersebut sudah ratusan tahun yang lalu dan Kebumen menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu daerah penghasil sarang burung walet (lawet).

Posisi Tugu Lawet (Walet) berada di tengah kota Kebumen dekat dengan pusat perbelanjaan dan berada di persimpangan jalan yang menjadikan kawasan ini sering dilewati oleh kendaraan. Tugu Lawet menggambarkan orang yang sedang berusaha mengambil sarang burung walet dengan merangkak diantara bebatuan dan dibagian atas terdapat beberapa burung walet.
Pengambaran pada Tugu Lawet berdasarkan cara pemanenan sarang burung walet di goa Karangbolong yang letaknya di tebing terjal berbatasan dengan laut lepas oleh penduduk setempat. Sebelum acara pemanenan dilakukan ritual agar proses pemanenan lancar dan para pemanen diberikan keselamatan. Hal ini disebabkan karena masyarakat sekitar merasa lokasi goa yang berada di bibir laut cukup berbahaya dan mitos bahwa goa di pantai Karangbolong merupakan salah satu gerbang menuju ke kerajaan Nyi Loro Kidul.
Namun kondisi sekarang sudah berubah, masyarakat lebih memilih memelihara burung walet di rumahnya atau menyediakan rumah khusus untuk tempat tinggal burung walet. Dengan berbagai pertimbangan burung walet rumahan itu mudah ketika melakukan panen, tidak menggunakan upacara mahal ketika memanennya, dan kualitas lebih tinggi.